Menjelajahi Hidden Gem Wisata Kebumen Gombong: Rekomendasi Destinasi Tak Terlupakan

Daftar Isi

wisatakebumen.com - Bagi para pencinta wisata alam dan budaya, Gombong di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menyimpan beragam destinasi yang tak hanya indah namun juga sarat dengan pengalaman autentik. Wilayah ini menjadi titik temu antara keindahan alam, peninggalan sejarah kolonial, dan keramahan warga lokal yang menciptakan kesan mendalam bagi setiap pengunjung. Artikel ini mengajak Anda menyelami langsung pengalaman-pengalaman yang telah dirasakan tim kami saat menjelajah berbagai wisata kebumen gombong yang menarik.


Waduk Sempor: Damai di Tengah Perbukitan

Ketika tim kami tiba di Waduk Sempor pada pagi menjelang siang, suasana sunyi menyambut dari arah air yang tenang, dengan latar belakang perbukitan hijau yang memeluk waduk ini dari segala arah. Kami sempat berbincang dengan petugas di sekitar lokasi, yang menjelaskan bahwa waduk ini dulunya dibangun sebagai sistem irigasi, namun kini menjadi magnet wisata, terutama saat akhir pekan.

Kami menyewa perahu kecil untuk menyusuri permukaan air yang jernih. Sepanjang perjalanan, terdengar suara burung dan hembusan angin, menciptakan suasana relaksasi yang jarang bisa dirasakan di kota besar. Saat senja menjelang, pengunjung mulai berdatangan dengan kamera di tangan, bersiap mengabadikan siluet matahari yang tenggelam di balik bukit.

"Datang ke sini sore-sore itu waktu terbaik. Cahaya keemasan memantul di air dan bikin foto kita seperti di luar negeri," ujar Lilis, seorang pengunjung asal Purwokerto yang kami temui di area dermaga.

Benteng Van der Wijck: Jejak Kolonial yang Instagramable

Gombong dikenal luas karena memiliki salah satu bangunan bersejarah paling unik di Indonesia, yakni Benteng Van der Wijck. Saat pertama kali melihatnya secara langsung, kami sempat tak percaya bahwa struktur merah bata melingkar ini dibangun sejak abad ke-19 oleh tentara Hindia Belanda.

Kami menyusuri tangga-tangga kecil menuju bagian atas benteng, dan dari sana terlihat hamparan kota Gombong serta gunung-gunung di kejauhan. Menurut pemandu lokal, bangunan ini pernah digunakan sebagai pusat pelatihan militer KNIL dan kini menjadi destinasi wisata edukatif sekaligus spot foto populer.

Sejumlah rombongan sekolah tampak antusias mengikuti tur sejarah yang disediakan. Kami merekomendasikan untuk menggunakan jasa pemandu, karena banyak sekali detail kecil tentang bangunan ini yang tidak akan Anda temukan hanya dari papan informasi.


Goa Jatijajar: Legenda dan Keindahan Alam Bawah Tanah

Salah satu pengalaman paling mengesankan selama kunjungan kami ke Gombong adalah eksplorasi Goa Jatijajar. Kami tiba di pagi hari dan langsung disambut patung tokoh Lutung Kasarung di bagian depan goa, yang mengingatkan pada legenda yang hidup di masyarakat setempat.

Saat masuk ke dalam, udara berubah menjadi sejuk dan lembab. Langit-langit goa dihiasi stalaktit dan stalagmit yang terbentuk selama ribuan tahun. Jalur setapak tertata rapi, sehingga pengunjung tetap aman berjalan tanpa kehilangan rasa eksploratif.

Kami sempat berbincang dengan Pak Warno, penjaga kawasan wisata, yang menyebutkan bahwa wisatawan sering kali mengira Goa Jatijajar hanya sekadar gua biasa. "Padahal, di dalamnya ada relief kisah Raden Kamandaka yang punya nilai sejarah lokal tinggi," jelasnya.

Bagi yang suka fotografi, pencahayaan alami dalam goa memberikan nuansa dramatis yang cocok untuk dokumentasi.

Pantai Suwuk: Harmoni Pasir Hitam dan Pegunungan

Bergerak ke sisi selatan Gombong, kami menemukan Pantai Suwuk, yang unik karena memiliki latar belakang Pegunungan Karst dan Sungai Luk Ulo yang bermuara di sini. Pagi itu, suara ombak bercampur dengan tawa anak-anak yang bermain pasir.

Pasir hitam di pantai ini mungkin bukan tipikal “pantai Instagram,” tetapi suasana lokal yang otentik menjadikannya begitu menarik. Ada juga wahana ATV dan kuda tunggang untuk disewa. Kami mencicipi kelapa muda dan ikan bakar di warung pinggir pantai, yang rasanya semakin nikmat dengan angin laut yang bertiup sepoi.

“Pantai ini selalu jadi favorit keluarga kami. Nggak terlalu ramai tapi tetap punya fasilitas,” kata Pak Yudi, warga lokal yang rutin membawa anak-anaknya bermain ke Suwuk setiap minggu.

Bukit Pentulu Indah: Negeri di Atas Awan

Kami memulai perjalanan ke Bukit Pentulu Indah sekitar pukul 04.30 dini hari. Rute menuju lokasi cukup menanjak dan licin, namun semua terbayar lunas saat kabut pagi mulai menguak dan matahari muncul perlahan dari ufuk timur.

Panorama dari atas bukit benar-benar menakjubkan. Gugusan perbukitan dan area persawahan terbentang luas sejauh mata memandang. Banyak pengunjung mendirikan tenda sejak malam sebelumnya untuk menikmati sunrise.

Dari hasil perbincangan kami dengan pengelola, spot ini mulai populer beberapa tahun terakhir setelah viral di media sosial. Kini, telah tersedia fasilitas umum yang cukup baik seperti toilet, tempat parkir, dan kedai kopi sederhana.

Kampoeng Etnik Kebumen: Sentuhan Tradisi di Tengah Alam

Sebagai penutup perjalanan, kami menyempatkan mampir ke Kampoeng Etnik Kebumen yang berlokasi tak jauh dari pusat Gombong. Di tempat ini, pengunjung bisa merasakan langsung nuansa kehidupan pedesaan tempo dulu, lengkap dengan rumah limasan, joglo, dan ornamen khas Jawa.

Kami ikut dalam salah satu aktivitas kerajinan anyaman bambu, yang ternyata cukup menantang tapi menyenangkan. Selain itu, tersedia workshop membatik dan memasak makanan tradisional seperti oyek goreng dan pecel daun jati.

Tempat ini cocok untuk wisata keluarga maupun edukasi budaya. Bahkan beberapa sekolah dari luar kota rutin mengadakan kegiatan luar ruang di sini.


Gombong memang menyimpan lebih banyak potensi dari yang selama ini kita bayangkan. Keindahan alam, warisan budaya, serta pengalaman otentik menjadikan wilayah ini sebagai destinasi wisata kebumen gombong yang wajib dikunjungi setidaknya sekali dalam hidup. Jangan hanya membaca ulasan atau melihat foto—alami sendiri dan rasakan kedekatan dengan alam dan masyarakat lokal yang menyambut dengan hangat.